Napak
Tilas Sejarah Di Wisata Petilasan Sri Aji Joyoboyo
Objek wisata Petilasan Sri Aji Joyoboyo terletak di
desa Menang pagu kabupaten Kediri,Jawa Timur, sekitar ± 8 km ke arah timur dari kota Kediri. Jadilah tempat dimana Sri Aji Joyoboyo Loka
Mukso kalah dengan fisik itu. Sri Aji Joyoboyo adalah Raja Kediri pada abad XII dan terkenal dengan buku “Jongko
Joyoboyo” yang berisi tentang perkiraan kasus di masa depan. Setiap 1 Suro di
adat yang dilakukan oleh Yayasan Hontodento – Yogyakarta bersama dengan
pemerintah kabupaten Kediri. Obyek wisata ini
pengunjung dapat menyaksikan bangunan peninggalan kerajaan Kediri, seperti
tempat mukso, bangunan balai – balai dan kuluk sebagai + tinggi 4 meter.
Petilasan
Sang Prabu Sri Aji Joyoboyo adalah suatu obyek wisata budaya yang berupa tempat
ziarah untuk pengunjung yang kedatangannya khusus untuk mencari berkah.
Letaknya berada di desa Menang Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri. Joyoboyo adalah
seorang raja ketiga dari Kerajaan Kediri yang memerintah kerajaannya dengan
adil dan bijaksana. beliau melakukan upacara ritual dengan bertapa hingga
mencapai kemurnian dan kesucian hati hingga jiwa dan raganya hilang di alam
bebas.
Obyek wisata ini sangat menarik tetapi pada dasamya
masih memerlukan berbagai pembenahan dan promosi sehingga dapat dijual kepasar
wisata. Tentunya hal ini tidak dapat diatasi sendiri oleh pemda melainkan
memerlukan kerjasama dengan investor sebagai swasta. Berbagai peluang
pengembangan di obyek wisata petilasan ini sangat terbuka untuk dilakukan dan
lebih meningkatkan peran pemerintah dalam mengelola kawasan ini supaya lebih
memikat wisatawan nusantara pada khususnya.
Petilasan di Desa Menang ini terbagi menjadi tiga
tempat yang sekaligus mewakili tiga fase muksa yang dialami Joyoboyo.
Masing-masing Loka Makuto (Mahkota), Loka Busana, dan Loka Muksa. Loka
Makuto merupakan tempat menanggalkan mahkota raja, Loka Busana berarti tempat
menanggalkan busana, dan Loka Muksa merupakan tempat muksa atau hilang jiwa
beserta jasad. Setiap harinya, lokasi wisata sejarah dan budaya ini
dikunjungi oleh para peziarah dari penjuru tanah air, dari pejabat tinggi
hingga pedagang untuk mendapatkan berkah, layaknya Sri Aji Joyoboyo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar